Pembuatan model data logis adalah proses mekanis untuk mengubah ERD dari model data konseptual agar sesuai dengan basis data relasional, dan mengubah entitas, atribut, dan relasi menjadi tabel, kolom, dan PK/FK melalui aturan pemetaan.
Penanganan relasi 1:1, 1:N, dan N:M digunakan untuk merepresentasikan relasi antar tabel, dan relasi N:M ditangani dengan menggunakan tabel menengah.
Normalisasi adalah proses untuk membuat tabel sesuai dengan basis data relasional, yang dilakukan secara berurutan mulai dari 1NF, 2NF, dan 3NF untuk menghilangkan dependensi parsial dan dependensi transitif.
Dibandingkan dengan analisis kebutuhan dan pemodelan data konseptual, pemodelan data logis merupakan proses yang lebih mekanis.
Proses ini terutama melibatkan transformasi ERD (Entity Relationship Diagram), yang merupakan hasil dari pemodelan data konseptual, menjadi paradigma basis data relasional berdasarkan aturan pemetaan (Mapping Rule).
Aturan Pemetaan
Entitas persegi diubah menjadi tabel.
Atribut lingkaran diubah menjadi kolom.
Relasi diubah menjadi PK atau FK.
Tabel yang tidak memiliki FK lebih mudah untuk diwakili terlebih dahulu.
Relasi
Relasi antar tabel direpresentasikan dengan mempertimbangkan kardinalitas dan optionalitas.
Representasi dimulai dari relasi paling sederhana, yaitu relasi 1:1, kemudian dilanjutkan dengan relasi 1:N, dan terakhir relasi N:M.
Penanganan Relasi 1:1
Pada relasi 1:1, ketergantungan antara kedua tabel dipertimbangkan dan FK ditetapkan.
Kedua tabel dapat dianggap sebagai tabel induk dan tabel anak.
Penanganan Relasi 1:N
Pada relasi 1:N, karena 1 direferensikan oleh N, FK ditetapkan pada N.
Penanganan Relasi N:M
Untuk menangani relasi N:M dalam basis data relasional, tabel perantara (juga disebut tabel pemetaan atau tabel penghubung) dibuat dan direpresentasikan.
Yang penting di sini adalah bahwa kardinalitas dan optionalitas dari kedua tabel yang direferensikan berdasarkan tabel pemetaan harus direpresentasikan.
Normalisasi (Normalization)
Wikipedia - Normalisasi Basis Data
Proses mengubah tabel yang belum dioptimalkan menjadi tabel yang sesuai untuk basis data relasional.
Proses normalisasi yang digunakan dalam industri biasanya hingga tahap normalisasi ke-3, sedangkan tahap normalisasi selanjutnya sebagian besar digunakan dalam bidang akademis.
Normalisasi harus dilakukan secara bertahap, satu tahap demi tahap.
Normalisasi ke-1 (1st Normal Form, 1NF)
Kolom yang termasuk dalam tabel hanya boleh berisi nilai atomik (Atomic).
Prinsip utama dari normalisasi ke-1 mungkin sulit dipahami, tetapi secara sederhana, setiap kolom hanya boleh berisi satu nilai.
Jika satu kolom berisi beberapa nilai, artinya tidak atomik, maka akan sulit untuk melakukan join menggunakan SQL dan dapat menimbulkan berbagai masalah.
Normalisasi ke-2 (2nd Normal Form, 2NF)
Harus memenuhi normalisasi ke-1.
Ketergantungan parsial harus dihilangkan.
Jika ada nilai yang duplikat dalam baris tabel, kolom yang menjadi acuan baris tersebut ditemukan dan dipisahkan.
Normalisasi ke-3 (3rd Normal Form, 3NF)
Harus memenuhi normalisasi ke-1.
Harus memenuhi normalisasi ke-2.
Ketergantungan transitif harus dihilangkan.
Istilah ketergantungan transitif sangat sulit dipahami. Dari pemahaman saya, jika dalam tabel tertentu terdapat satu atau lebih nilai yang secara implisit mewakili pengenal tabel lain (tentu saja tidak termasuk FK), maka hal tersebut disebut ketergantungan transitif.